Mendesain dan Mempersiapkan Kemasan Ekspor
Desain kemasan terdiri dari struktur desain, konstruksi teknikal, desain grafis (visual), penampilan, dan nilai promosi. Prioritaskan untuk membuat desain kemasan yang menjamin kualitas dan keamanan, memiliki informasi produk, memudahkan operasional pengemasan, dan memudahkan pemindahan barang dalam transportasi. Khusus untuk produk yang mengedepankan prinsip sustainability (berkelanjutan), perlu juga untuk mempertimbangkan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang (recyclability).
Untuk dapat menembus negara tujuan ekspor, terdapat 7 langkah untuk mempersiapkan standar kemasan ekspor.
1. Memahami Produk Ekspor
Cari tahu bagaimana karakteristik produk (dari fisik, kimia, maupun mekanik) untuk dapat mengemasnya dengan tepat. Contohnya, jika produknya bersifat reaktif secara kimiawi, maka tingkat reaktifnya harus dipahami. Lalu, lama ketahanan produk juga harus dimengerti. Apakah produknya basah ataukering? Apakah produknya tahan terhadap kontaminasi?
2. Evaluasi Fasilitas Pengemasan
Banyak pelaku UKM yang masih melakukan pengemasannya dengan manual sehingga perlu dipertimbangkan jenis dan bahan kemasan yang memudahkan dan mempercepat pengemasan. Sedangkan untuk pelaku usaha yang sudah melakukan pengemasan dengan mesin, maka dibutuhkan konsistensi dan akurasi yang lebih ketat pada ukuran kemasan, dibandingkan pengemasan manual. Perlu dicek juga apakah fasilitas pengemasan kita sudah memenuhi persyaratan pada GMP (Good Manufacturing Practices) dan GHP (Good Handling Practices).
3. Mengenali Kebutuhan Negara Tujuan Ekspor
Kemasan berperan penting untuk menembus target pasar ekspor. Berikut adalah beberapa contoh ceklist untuk mengenali kebutuhannya:
- Apakah desain kemasan yang digunakan di pasar domestik dapat juga digunakan di negara tujuan ekspor?
- Apakah desain kemasan sudah sesuai dengan regulasi dan standar yang diminta oleh negara tujuan ekspor?
- Apakah desain kemasan sesuai dengan budaya dan karakteristik konsumen di negara tujuan ekspor?
- Apakah negara tujuan ekspor mensyaratkan kemasan yang ramah lingkungan?
4. Memilih Bahan Kemasan yang Tepat
Pemilihan bahan pada masing-masing kategori kemasan (primer, sekunder, dan tersier) sangatlah penting bagi pembeli/importir dan konsumen akhir. Bahan kemasan haruslah yang sesuai permintaan negara tujuan ekspor, misalnya yang mudah dibuang atau didaur-ulang.
Efisiensi biaya bahan kemasan juga perlu dipertimbangkan dalam pemilihan. Namun, jangan lupa untuk memprioritaskan kualitas daripada harga kemasan. Bahan kemasan yang murah belum tentu membuat produksi dan distribusi efisien. Lalu, perlu juga dipertimbangkan ketersediaan bahan kemasan di wilayah domestik karena terdapat biaya pajak impor cukup mahal ketika impor. Selain itu, pertimbangkanlah aspek keamanan produk pada bahan kemasan.
5. Evaluasi Proses Pengiriman Ekspor (Logistik)
Jika terdapat berbagai mode transportasi berbeda-beda yang digunakan dalam operasional ekspor, maka kemasan perlu didesain untuk tahan dalam setiap tahapan pengiriman ekspor. Maka dari itu, desain kemasan tersier yang menyatukan produk ekspor pada pengiriman sangat penting untuk dievaluasi disini, begitu juga desain kemasan primer dan sekunder di dalamnya.
Dimensi kemasan tersier perlu dipilih yang sesuai dengan mode dan fasilitas pemindahan barang sampai ke negara tujuan. Banyak yang memakai persyaratan marking untuk memastikan kemasan produk dipindahkan secara tepat dan aman.
Tantangan disini adalah terdapat perbedaan kebutuhan desain kemasan dari sisi logistik dan sisi konsumen. Sisi logistik mementingkan perlindungan dan kapabilitas transportasi, sedangkan sisi konsumen mementingkan presentasi menarik dari kemasan.
6. Memenuhi Regulasi Kesehatan, Keamanan, dan Lingkungan
Negara-negara tujuan ekspor memiliki berbagai regulasi terkait keamanan dan kesehatan konsumen serta pelestarian lingkungan. Regulasi inilah yang memiliki berbagai persyaratan pada kemasan produk ekspor, yang harus direncanakan pada desain kemasan, khususnya menentukan pada bahan dan jenis kemasan.
7. Menguji Kemasan Ekspor
Langkah terakhir yang sebaiknya dilakukan adalah melakukan uji kemasan ekspor secara berkala, terutama untuk menguji ketahanan produk dalam berbagai kondisi logistik.
Idealnya, pengujian ini harus dilakukan sampai dua tahun untuk dapat mengetahui secara akurat. Namun, saat ini sudah terdapat teknologi yang mampu mempercepat pengujian ini yang memprediksi kinerja kemasan pada berbagai kondisi suhu dan kelembaban.