Bagaimana membaca HS Code?
Ingat, bahwa hanya enam digit yang digunakan secara bersamaan oleh seluruh negara untuk mengklasifikasi produk perdagangan internasional. Tiap negara dapat mengembangkan HS Code ini lebih dari enam digit untuk menjadi lebih spesifik sesuai kebijakan pemerintah (namun tetap harus menggunakan pedoman HS Code enam digit ini). Kita lihat di Indonesia, sistem penggolongan barang perdagangan pernah menggunakan sistem sepuluh digit dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) yang menjabarkan lebih rinci dari enam digit HS Code. Akan tetapi, per 1 Maret 2017 HS Code di Indonesia mengikuti AHTN dari ASEAN yang menggunakan sistem delapan digit. Berikut adalah penjabaran dari digit HS Code.
- 2 digit pertama merupakan Bab pengkalisifikasian utama.
Contoh: 09 = Kopi, Teh, Maté, dan Rempah-Rempah.
- 4 digit pertama merupakan Pos yang mengidentifikasi pengelompokan dalam suatu Bab.
Contoh: 09.01 = Kopi, digongseng atau dihilangkan kafeinnya maupun tidak; sekam dan kulit kopi; pengganti kopi mengandung kopi dengan perbandingan berapapun.
- 6 digit pertama merupakan Sub-Pos yang menjelaskan secara spesifik tipe produk dalam suatu Pos.
Contoh: 09.01.11 = Kopi, tidak digongseng; Tidak dihilangkan kafeinnya.
- 8 digit pertama merupakan Sub-pos yang berlaku pada ASEAN dan juga Indonesia, berasal dari teks ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN). Pos tarif ini menunjukkan besarnya pembebanan (BM, PPN, PPnBM, atau Cukai) serta ada tidaknya peraturan tata niaganya.
Contoh: 09.01.11.10 = Kopi, tidak digongseng; Tidak dihilangkan kafeinnya; Arabika WIB atau Robusta OIB
Bagaimana Membaca HS Code?

