Information

Apa Saja Biaya-Biaya yang Dihitung Dalam Ekspor? – Part 1

Apa saja biaya-biaya yang dihitung dalam ekspor?

Biaya HPP (Harga Pokok Produksi)

Produk yang diekspor dapat diproduksi sendiri atau membeli dari supplier. Jika sahabat UKM membeli produk dari supplier, maka biaya HPP dihitung berdasarkan biaya pembelian produk ditambah biaya pengiriman sampai ke gudang.

Lain halnya jika sahabat UKM memproduksi barang itu sendiri. HPP dihitung berdasarkan biaya produksi ditambah biaya operasional pabrik. Yuk kita bahas dibawah ini dua komponen tersebut.

- Biaya Produksi: Hitunglah total biaya dari bahan baku produksi, bahan pendukung produksi, serta gaji pekerja yang digunakan untuk memproduksi barang.
- Biaya Operasional Pabrik: Hitunglah segala biaya yang terjadi di dalam pabrik yang memproduksi barang. Contohnya adalah listrik, minyak, gas, oli mesin, biaya perawatan mesin & peralatan, dan juga termasuk biaya penyusutan mesin & peralatan.

Setelah diketahui total biaya produksi ditambah biaya operasional pabrik, hitunglah biaya dibagi jumlah barang produksi atau total berat barang produksi (biasanya dalam kg).

Biaya Pengemasan Produk

Biaya yang dihitung disini dimulai dari biaya sortasi/pemilahan barang, yang disebabkan karena barang dari supplier atau produksi sendiri yang tidak seragam. Lalu dihitung biaya pembelian kemasan, upah pengemasan, sampai ongkos printing kemasan. Total dari semua aktivitas ini didapatkan biaya pengemasan.

Biaya Pembayaran Bank (Bank Charge)

Biaya ini terjadi jika memakai metode pembayaran ekspor dengan jasa bank. Metode yang biasa digunakan dalam transaksi ekspor adalah T/T (Telegraphic Transfer), L/C (Letter of Credit), dan CAD (Cash Against Documents). Baca artikel Metode Pembayaran Ekspor untuk mengetahui selengkapnya.

Pembayaran menggunakan metode T/T, biasanya dikenakan charge USD 5-10 per transfer dari luar negeri. Sedangkan untuk L/C dan CAD, biasanya charge yang dikenakan berkisar USD 75-150 per sekali proses pembayaran. Biaya ini bisa berbeda-beda tergantung dari asal negara, bank yang digunakan importir, dan bank yang digunakan eksportir di Indonesia.

Jika sahabat UKM memakai penawaran harga EXW, maka perhitungan biaya ekspor berhenti disini. 

Biaya Transportasi dari Gudang ke Pelabuhan (Trucking)
Dalam bisnis ekspor, transportasi dari gudang ke pelabuhan menjadi rutin setiap transaksinya. Karena itulah, komponen biaya ini perlu diperhitungkan dan dimonitor.

Biaya Forwarder

Ini dihitung jika sahabat UKM memakai jasa forwarder yang dapat membantu pengurusan transportasi dari gudang sampai pelabuhan, pengurusan dokumen ekspor yang dibutuhkan, serta dalam pengkoordinasian pengiriman barang dari pelabuhan sampai ke negara tujuan.
Biaya ini biasanya berkisar Rp 250,000 - Rp 1,000,000 untuk sekali service, berapa pun jumlah barang yang dikirim. Biaya tersebut belum termasuk biaya pengurusan dokumen ekspor dan biaya transportasi (trucking) dari gudang ke pelabuhan. Tapi kebanyakan forwarder juga menawarkan harga sudah termasuk semuanya (all in).

Biaya Pengurusan Dokumen Ekspor

Biaya ini tergantung dari dokumen apa saja yang diurus berdasarkan kebutuhan atau persyaratan di negara tujuan ekspor, baik itu yang bersifat utama maupun tambahan. Baca artikel Mempersiapkan Dokumen Ekspor untuk memahaminya dengan baik.
Biaya dokumen-dokumen ekspor ini tidak signifikan kecuali sertifikat yang membutuhkan pemeriksaan di laboratorium. Contohnya, untuk pengurusan COA biasanya mencapai beberapa ratus ribu rupiah, tergantung analisis yang digunakan.

Biaya Terminal Handling Charge (THC)
Biaya ini dibayarkan ke otoritas pelabuhan (PT Pelindo) untuk penanganan barang di pelabuhan. Biasanya biaya THC untuk pengiriman dengan full container 20ft adalah sekitar USD 95. Tapi biaya THC ini dihitung berdasarkan per kg barang kita. Misalkan, dalam satu container 20 ft dapat dimuat 10,000 kg produk kita, maka biaya THC yang dibebankan per kg adalah adalah USD 0.0095/kg.

Leave a Reply

Your email address will not be published.